PENGATURAN

Lanjut

Jumat, 04 Juni 2010

laporan pengujian logam

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Sifat mekanik bahan adalah : hubungan antara respons atau deformasi bahan terhadap beban yang bekerja. Uji Tarik adalah salah satu uji stress-strain mekanik yang bertujuan untuk mengetahui kekuatan bahan terhadap gaya tarik. Dalam pengujiannya, bahan uji ditarik sampai putus. Uji tarik merupakan salah satu pengujian mekanik yang paling luas digunakan di industri dan di dunia pendidikan karena kemudahan dalam menganalisa data yang didapatkan dan memperoleh informasi mengenai sifat mekanik suatu material. Pada proses pengujian tarik ini, pembebanan berupa beban uniaxial dengan kecepatan pembebanan yang statis. Pengujian tarik hamper dapat dilakukan hampir semua material dari logam, keramik maupun polymer.

I.2. Tujuan Praktikum

1. Untuk mengetahui sifat-sifat mekanik dan perubahan-perubahannya dari suatu logam terhadap pembebanan tarik. Pengujian ini umumnya diperuntukan bagi pengujian beban-beban statik.

2. Mengetahui standard dan prosedur pengujian tarik dengan baik benar

3. Mengetahui sifat-sifat mekanik dan perubahan-perubahannya dari suatu logam terhadap pembebanan tarik

4. Mengetahui fenomena-fenomena yang terjadi dari pengujian tarik.

5. Mampu mengolah data dari hasil pengujian.

BAB II

DATA AWAL

II.1. Teori Dasar

Uji tarik yang akan dilakukan pada praktikum ini sesuai dengan standar American Society for Testing Materials (ASTM). Untuk uji tarik dengan spesimen logam, sesuai dengan ASTM E mengenai panjang gage length yang minimal 4 kali diameter spesimen. Spesimen uji tarik berbentuk silinder dengan ukuran.

Oval: CoOval: BoOval: AoII.2. Data Benda Uji


Keterangan :

Panjang Lo = 53.5 mm

Diameter Xo = 9.80 mm

Diameter Yo = 9.80 mm

Diameter Zo = 9.70 mm

Panjang M = 37.5 mm


Gambar.1. Mesin Uji Tarik

Cara Kerja Pengujian :

  1. Jepit benda kerja pada tension spesimen dengan ikatan ulir yang telah dibuat sebagai pengikat.
  2. Hidupkan load control dengan memposisikan force (N) dengan keadaan Nol.
  3. posisikan keadaaan nol ukuran load dial (Pada Ukuran Perpanjangan).
  4. kuatkan pengikat dengan teliti, kemudian hidupkan tombol start dengan memulai penarikan dengan mesin penguji.
  5. rekamlah semua apa yang terjadi, iusahakan tidak ada yang terlewatkan hasil penarikan.
  6. catatlah hasil atau data yang diperlukan pada mesin, demikian juga savety kan mesin dan benda uji untuk kemudian dianalisa.

BAB III

ANALISA DATA

III.1. Tinjauan Pustaka

  1. Kekuatan Tarik Maksimum Merupakan tegangan maksiumum yang dapat ditanggung oleh material sebelum terjadinya perpatahan (fracture). Nilai kekuatan tarik maksimum σ uts ditentukan dari beban maksium Fmaks dibagi luas penampang awal Ao, dengan rumus :
  2. Persentase pengurangan/reduksi penampang (Area Reduction)
    Diukur sebagai pengurangan luas penampang (cross-section) setelah perpatahan terhadap luas penampang awalnya.

Dengan Rumus :

  1. Persentase perpanjangan (elongation) Diukur sebagai penambahan panjang ukur setelah perpatahan terhadap panjang awalnya.

Dengan Rumus :

  1. DATA PERCOBAAN

Benda uji

Panjang Lo = 53.5 mm

Diameter Xo = 9.80 mm

Diameter Yo = 9.80 mm

Diameter Zo = 9.70 mm

Panjang M = 37.5 mm

Hasil Pengujian

Displacement = 10.5 mm

Force = 4560 Newton

Perpatahan terjadi antara daerah diameter B dan C

Diameter patahan = 6.3 mm

Diameter Xi = 9.80 mm

Diameter Yi = 9.80 mm

Diameter Zi = 9.70 mm

Panjang uji setelah patah = 63..5 mm

1. Reduksi Penampang (%)

2. Kekuatan Tarik

3. Pertambahan Panjang (%)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN

1. Sifat material yang didapatkan dari uji tarik antara lain: kekuatan, ketangguhan, keuletan, kekuatan luluh dan modulus elastisitas.

2. Pada saat pengujian, spesimen melewati 3 tahap sebelum patah yaitu tahap deformasi elastis, tahap deformasi plastis, dan tahap necking.

3. Nilai tegangan terus meningkat setelah batas ultimate point pada kurva regangan-tegangan yang sebenarnya karena dalam melakukan perhitungan terhadap kurva dimasukkan unsur perubahan diameter.

4. Hasil patahan spesimen yang berbentuk cup and cone menunjukkan bahwa sesimen mengalami patah ulet dan bersifat elastis.

5. Perbedaan teori dan pengujian diakibatkan karena fektor lingkungan, spesiemen, mesin uji tarik, dan human eror.

Saran

  1. Praktikum seharusnya dilengkapi dengan alat perekam yang akurat
  2. mesin uji harus dalam keadaan baik

Soal Soal Agama Islam

TUGAS AGAMA ISLAM

Nama : SAHRI MUDA

NIM : 071255110003

Jurusan : Pendidikan Teknik Mesin

  1. Dasar-dasar keyakinan dalam diri seseorang dalam ajaran agama dinamakan dengan apa ?
    1. Iman
    2. Syahadah
    3. Taqwa
    4. Akidah
  2. Kedudukan Al-Qur`an terhadap kitab taurat, zabur dan injil adalah sebagai berikut, kecuali…
    1. Saksi
    2. Pembenaran
    3. Pembaharuan
    4. Menghapuskan sebagian hukum dan melengkapi dengan kehendak Allah
  3. Penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan guna memperkokoh keimanan disebut dengan…
    1. Nazhar
    2. Kalam
    3. Siyasah
    4. Syahadah
  4. Ilmu yang mempelajari tentang politik dalam agama Islam dinamakan dengan…
    1. Ibadah
    2. Siyasah
    3. Tauhid
    4. Muamalah
  5. Khalifah yang memimpin setelah wafatnya nabi Muhammad SAW adalah:
    1. Abu bakar
    2. Umar Ibn Khattab
    3. Ali bin Abi Thalib
    4. Utsman Ibn Affan
  6. Dalam hal merukunkan umat beragama dalam kehidupan bermasyarakat, maka perlu ditanamkan semangat…
    1. Nasionalisme
    2. Individualisme
    3. Ketuhanan dan Nasionalisme
    4. Fanatisme
  7. Pembahasan Hukum Tata Negara dalam politik islam dinamakan dengan :
    1. Siyasah Dusturiyyah
    2. Siyasah maliah
    3. Siyasah dauliyyah
    4. Siyasah jiyasah

  1. Dalam islam dasar politik yang dipakai adalah :
    1. Oposisi
    2. Suara terbanyak
    3. Musyawaah
    4. Arahan
  2. Tujuan manusia diciptakan untuk beribadah kepada Allah, ialah…
    1. manusia harus mengisi seluruh waktunya dengan salat dan zikir
    2. manusia harus berbuat baik kepada sesame
    3. manusia harus membangun lingkungan yang indah
    4. manusia harus menjalankan seluruh aspek kehidupannya sesuai dengan tuntutan syarat yang dibebankan kepadanya

  1. Maksud firman Allah di dalam surat Ali Imran ayat 19 adalah menyatakan bahwa…
    1. agama yang diridhai di sisi Allah hanyalah Islam
    2. agama manapun selain Islam diterima Allah
    3. agama islam sebagai pedoman hidup
    4. agama samawi hanyalah agama islam

  1. Manusia memiliki potensi nafsu untuk berbuat kebaikan dan keburukan. Allah berfirman dalam surah….
    1. Asy-Syams : 7-8
    2. Al-Hijr : 28-29
    3. Shad : 71-72
    4. Ash-Shaffat : 9-10

  1. Manusia diciptakan mempunyai…
    1. ruh dan akal
    2. nafsu, akal dan hati
    3. ruh, akal, hati, insting dan nafsu
    4. insting, akal, ruh dan hati

  1. Hukuman yang bertujuan untuk memberikan pelajaran agar seseorang tidak meninggalkan yang diwajibkan dan tidak melakukan yang terlarang disebut…
    1. hudud
    2. ta’zir
    3. qishash
    4. wadi’

  1. Hudud ditinjau dar bentuk hukuman terbagi kepada tujuh bagian, kecuali…
    1. hukuman zina
    2. hukuman meminum-minuman keras
    3. hukuman membunuh
    4. hukuman mencuri

  1. Karena sangat banyak orang yang meriwayatkannya, maka tidak ada kemungkinan ia dibuat-buat oleh orang-orang disebut hadist….
    1. hadits masyur
    2. hadits ahad
    3. hadits nabi
    4. hadits mutawatir

  1. Adapun ketentuan hukuman Qishash untuk tindak pidana pelukaan terdapat dalam surat
    1. Al-Baqarah : 78
    2. Al-Maidah : 43
    3. Al-Baqarah : 179
    4. Al-Maidah : 45

  1. Berdasarkan hadits Rasulullah SAW yang diriwayatkan Muslim dan Ubadah Samid ditemukan dalam tindak pidana zina ada 3 hukuman bagi pelakunya, yaitu kecuali…
    1. dera seratus kali
    2. diasingkan selama 1 tahun
    3. rajam
    4. dikawinkan
  2. Karakteristik akhlak dapat dilihat dalam berbagai dimensi dan hubungan, diantaranya…
    1. Akhlak terhadap Allah
    2. Akhlak terhadap Allah, manusia dan lingkungan
    3. Akhlak terhadap manusia
    4. Akhlak terhadap alam semesta

19. Daya dan kekuatan jiwa yang mendorong perbuatan dengan mudah dan spontan tanpa dipikir dan direnungka lagi adalah pengertian dari?

A.Moral C.Akhlak

B.Etika D Akidah

20. Tawaduk adalah suatu sikap?

A.Rendah diri C .Sabar

B.Rendah hati D.Bersyukur

21. Akhlak tercela disebut juga akhlak?

A.Mazmumah C.Karimah

B.Mahmudah D.Khulud

22. Allah tempat bertaubat dari segala dosa yang pernah dilakukan baik disengaja

maupun tidak.Tersebut dalam firman Allah surah?

A.Al baqarah:32 C.An nisa:50

B.Al a’Raf:143 D.Al baqarah:21

23.Salah satu cara yang tepat untuk berserah diri kepada Allah yaitu?

A.Bermalas-malasan C.Berdoa dan berzikir

B.Terus berusaha D.Memohon tanpa usaha

24. Apakah mukjizat terbesar nabi Muhammad yang bersifta abadi?

A.Al-amin C.Al-Karim

B.Al-Alaq D.Al-Zarah

25. Firman Allah yang berhubugan dengan ilmu pengetahuan salah satunya terdapat

dalam surah?

A.Az zumar:12 C.Az zumar:10

B.Az zumar:11 D.Az zumar:9

26.Al-qur`an tidak dapat disamakan dengan apapun dan sipapun karma Al quran

adalah ?

A.Kalamullah C.Ciptaan Nabi

B.Ciptaan Manusia D.Ciptaan rasul

27. Salah satu karakteristik masyarakat madani adalah?

A.Berakhlak mulia C.Bersyukur

B.Pekerja keras D.Tolong-menolong

28. Zakat yang di sumbangkan dari sebagian harta yang telah sampai nisabnya disebut

zakat?

A.Zakat fitrah C.Zakat Mal

B.Infaq D.Sodaqah

29. Hak kebebasan memilih agama tersurat dalam surah?

A.Al baqarah 126 C.Al baqarah 256

B.Al baqarah 265 D.Al baqarah 262

30. Hasil olah akal,budi,karsa,dan karya manusia yang berlandaskan nilai-nilai tauhid

disebut dengan?

A.Budaya Indonesia C.Tujuan Islam

B.Perkembangan Islam D.Kebudayaan Islam

  1. Bolehkah kita meniru budaya lain?

A. Boleh, asalkan sesuai dengan keinginan, kemajuan umat islam, dan syariat.

B. Boleh, asalkan sesuai dengan kepribadian bagsa yang bhinneka ika dan sesuai syariat.

C. Boleh, asalkan tidak bertentangan dengan nilai-nilai syariat islam dan bangsa.

D. Semuanya benar.

  1. Yang dimaksud dengan budaya adalah:

A. hasil olah akal, budi, cipta rasa, karsa dan karya manusia

B. hasil olah akal, budi, cipta, rasa, karsa dan karya manusia.

C. Hasil olah akal, budi, cipta rasa, karsa, karma, karta, dan kaya manusia

D. Semuanya benar

33. Jelaskan otos kerja seorang muslim.

A. Iman, ihsan, ikhlas, ibadah, ilmu, dan bersikap islami.

B. Iman,islam, ihsan, ikhlas, ibadah, ilmu, dan bersikap islami.

C. Iman ikhlas, ibadah, ilmu, dan bersifat islami.

D. Semuanya salah

  1. Lakum dinukum waliyadin, adalah firman allah yang menuntun :

A. Toleransi beragama

B. Sikap bergaul dengan masyrakat

C. Cara bergaul dengan sebaya

D. Cara bergaul dengan tetangga

35. Dalam hubungan dengan penganut agama lain yang harus tetap dijaga dan tidak boleh dicampur adukkan adalah :

A. Akhlak

B. Aqidah

C. Ibadah

D. Aqidah dan ibadah

36. Ukhuwah fi din al-islam artinya :

A. Persaudaraan dalam keturunan

B. Persaudaraan dalam kebangsaan

C. Persaudaraan antar sesama muslim

D. Persaudaraan antar sesama manusia

37. Konsep al-mukhti’fi al-ijtihad lahu ajr artinya :

A. Yang salah dalam berijtihad mendapat dosa

B. Yang salah dalam berijtihad pun mendapat ganjaran pahala

C. Ijtihad yang salah mendapat ampunan

D. Dalam berijtihad tidak boleh salah

38. Wa ma arsalnaka illa li rahmatan lil ‘alamin, artinya :

A. Kami mengutus kamu untuk menjadi rahmat bagi alam

B. Dan tidaklah kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam

C. Diutus kamu untuk menjadi rahmat semesta alam

D. Tidak diutus kamu, kecuali untuk memeberikan rahmat bagi alam

39. Yang tidak termasuk hak azasi manusia (HAM) adalah :

A. Hak hidup

B. Hak memperoleh perlindungan

C. Hak memilih agama

D. Hak tuhan

40. Madani berasal dari bahasa arab, madaniyyah, artinya adalah :

A. Berakhlak

B. Beradab

C. Biadap

D. kebaikan

Selasa, 07 Juli 2009

CONTOH KTI AKBID

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di indonesia sangat mustahil jika ingin melihat peran pria dalam kesehatan reproduksi. Jangankan menjalani dengan baik sebagian para suami di indonesia bahkan belum faham benar apa yang disebut dengan istilah kesehatan reproduksi. 90% dari 27 juta program KB yang berjenis kelamin wanita selama lebih dari 3 dasawarsa ini adalah turunnya total fertilife rate JFR hingga 2,78 dari semula mencapai 5,6 (1971) selama masa itu pula dipundak sebagian besar perempuan indonesia terletak seputar kesehatan reproduksi keluarga. Peran dan tanggung jawab kesehatan reproduksi masih didominasi oleh kaum perempuan. (http://www.slbcenter.payakumbuh.net).

1

Kurangnya kesadaran pria dalam hal kesehatan reproduksi memang tidak terjadi begitu saja. Ujung permasalahan dari semua itu adalah faktor budaya yang justru memanjakan suami, maksudnya perempuan adalah pendamping setia yang sudah selayaknya bertanggung jawab soal kesehatan reproduksi itu sendiri. Sedangkan hak reproduksi itu sendiri adalah hak seseorang untuk mempunyai kehidupan seks yang memuaskan dan aman. Mereka memiliki kemampuan untuk bereproduksi dan kebebasan untuk menentukan apakah mereka ingin melakukannya. Dalam kontek terakhir adalah hak pria dan wanita untuk memperoleh informasi dan punya akses terhadap cara berKB yang aman, baik dan efektif yang kemudian menjadipuluhan kesehatan reproduksiyang didasari kedua belah pihak dalam rumah tangga akan berujung pada keutamaan wanita saat menjalani menjalani kehamilan dan melahirkan anak yang sehat (http://www.sibcenter.payakumbuh.net).

Kenyataannya tidak dilibatkannya suami sebagai salah satu pihak yang berkepentingan dengan reproduksi justru membuat mereka miskin informasi dalam sebuah penelitian, ditemukan suami-suami yang melarang pemakaian IUD untuk istri mereka. Mereka beranggapan IUD atau spiral dapat mengurangi kenikmatan dalam melakukan hubungan. 14% istri yang meminta suaminya untuk memakai metode kontrasepsi pria, tapi hanya sebagian kecil saja yang bersedia. Pasalnya vasektomi sering dianggap dapat mengurangi kemampuan seksual, sedangkan kondom membuat hubungan seksual menjadi hambar (http://www.sibcenter.payakumbuh.net).

Petugas kesehatan juga jarang melibatkan suami, dalam konsultasi kesehatan terutama dalam perawatan kehamilan dan melahirkan anak. Mereka merasa cukup berinteraksi hanya dengan istri. Bahkan dari 50 dokter yang mengirimkan laporan bulanan, kondom hany ditawarkan pada 16% klien IRT yang menderita PMS. Tentu saja hal ini berbahaya jika suami dan pria pada umumnya kurang menyadari betul hak dan kewajibannya dalam kesehatan reproduksimeskipun demikian banyak suami yang merasa malu membicarakan masalah kesehatan reproduksi atau KB karena, mereka menganggap masalah ini hanya milik perempuan akibatnya suami kadang merasa untuk mengungkapkan kecemasan mereka seputar kemungkinan komplikasi, transportasi ke RS atau biaya RS sebagian besar suami tidak percaya rasa sakit dan gejala lain yang dialami istri dalam menjalani kehamilan dan persalinan. Seharusnya mendapat perhatian serius dari para suami. Padahal menjalani kehamilan, melahirkan, melakukan aborsi bahkan memakai alat kontrasepsi bukannya tidak beresiko untuk para istri dan perempuan. Jika disimak hasil laporan dari survei kesehatan dan demografi indonesia (SAKI) 1997. Indonesia memegang peringkat pertama di ASEAN dalam hal tingginya AKI, yakni 334/100.000 kelahiran hidup (http://www.sibcenter.payakumbuh.net).

Sangat memprihatinkan bila terdapat keadaan dimana selama ini penderitaan istri dalam kehamilan dan melahirkan dianggap sebagai suatu yang wajar oleh suami. Akibatnya tidak pernah ada pembicaraan yang serius tentang keluhan yang dialami dan berakibat pada terlambatnya pertolongan yang minim, tak jarang lagi kendala yang paling besar dan serius yang menghampiri pasangan dalam rumah tangga adalah soal minimnya komunikasi, dua pribadi yang berbeda jika disatukan tanpa pendekatan yang kuat berupa komunikasi yang kuat pula maka akan menimbulkan berbagai masalah termasuk diantaranya ketidaktahuan akan pemenuhan hak dan kewajiban reproduksi yang harus dilakukan suami (http://www.sibcenter.payakumbuh.net).

Mengajak pria menggunakan kontrasepsi lebih sulit dibandingkan perempuan. Ada banyak kontarsepsi tapi untuk pria hanya ada dua yaitu kondom dan vasektomi. Sulitnya mengajak pria menggunakan alat kontrasepsi dan itu disebabkab oleh beberapa faktor “pertama, budaya masyarakat Indonesia masih banyak suami yang mengerakkan urusan alat kontrasepsi pada istri. Disamping itu adanya anggapan banyak anak banyak rezeki dan pria merasa lebih jantan setiap kali istrinya melahirkan, masih diyakini sebagian masyarakat. Faktor lain, ketidaktahuan atau kurannya informasi yang memadai mengenai alat kontrasepsi. Pada pria disini masalah gender belum juga dipahami secara utuh, kedua adanya pendapat keliru banyak beredar dimasyarakat bahwa divasektomi seorang laki-laki tidak punya keinginan untuk melakukan hubungan seksual. Padahal dengan vasektomi pria masih mempunyai libido dan tetap mngeluarkan cairan, hanya saja jumlahnya berkurang 15 % benih atau seperma yang diproduksi buah zakar tidak bisa lagi keluar. Sedangkan air mani yag dijumlahnya 85 % masih keluar karena diproduksi kantung mani (http://www.sibcenter.payakumbuh.net).

Padahal UU No 10/ 19992 memasyarakatkan tentang kesesuaian suami istri dalam pengaturan kelahiran dan cara yang dipakai dengan proses komunikai yang baik. Berdasarkan data kesehatan yang ditulis Irwanto dkk (1997) dari 667 istri 2,4 % diantaranya memilih kontrasepsi tanpa mengikut sertakan suami. Di Sumatera Selatan 65 % istri memutuskan sendiri kontrasepsi mana yang akan dipakai. Sedangkan suami hanya menyetujui keputusannya. Hal yang sama terjadi pada 47 % para istri di propinsi Lampung. Bukan hanya itu penolakan suami terhadap kontrasepsi yang mau dipakai istripun masih ada yakni 16 % dari para istri berusia 15-29 tahun yang lainnya adalah 1 % dari 667 istri yang dinyatakan mengaku terpaksa menggunakan alat kontrasepsi yang dipilih suami (http://www.sibcenter.payakumbuh.net).

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas penulis merumuskan masalah sebagai berikut “Apakah penyebab suami tidak menggunakan alat kontrasepsi”

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab suami yang tidak menggunakan alat kontrasepsi di kelurahan Bandar Selamat tahun 2009

1.3.2 Tujuan Khusus

  1. Untuk mengetahui faktor eksternal penyebab suami tidak menggunakan alat kontrasepsi berdasarkan

- Sumber informasi

- Lingkungan

  1. Untuk mengetahui faktor internal penyebab suami tidak menggunakan alat kontrasepsi berdasarkan

- Umur

- Pendidikan

- Riwayat Pengetahuan

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini dapat kami kemukakan sebagai berikut:

1. Untuk memberikan pengetahuan pada peneliti tentang faktor-faktor penyebab suami tidak mengunakan alat kontrasepsi

2. Memberika masukan kepada Institusi Pendidikan AKBID Sehat Medan tentang referensi mengenai faktor-faktor penyebab suami tidak menggunakan alat kontrasepsi

3. Sebagai masukan bagi tenaga kesehatan agar lebih memperhatikan pelayanan KB khusunya dalam memberikan informasi dan edukasi mengenai kontrasepsi

6


BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Akseptor Kontrasesi pada Pria

2.1.1 Pengertian

Akseptor adalah pemakaina alat kontrasepsi atatu orang yang mengikuti Program Keluarga Berencana (KB), kontrasepsi itu sendidir adalah usaha-uasaha untuk mencegah terjadinya kehamilan. Usaha-uasaha itu dapat bersiat sementaradan dapat bersifat permanen (Prawirohardjo, 2002).

Kondom merupakan selubungan atau karet tipis yang dipasang pada penis sebagai tempat penampungan air mani yang dikeluarkan pria pada saat senggamasehingga tidak tercurah pada vagina. Bentuk putting ada kelebihannya yaitu bahwa putting pada ujung kondom tersebut dapat menampung sperma setelah ejakulasi (Suratu, dkk,2088: 33).

2.1.2 Jenis-Jenis atau Tipe-Tipe Kondom

Ada beberapa jenis kondom, sebagai berikut:

  1. Sebagian besar kondom terbuat dari karet latek halus dan berbentuk slinder bula. Pada umumnya panjang 15-26 cm, tebalnya 0,03-0,08 mm, garis tengah sekitar 3,0-3,5 cm dengan satu ujung buntu yang polos atau berpentil dan dipangkal yang terbuka dan bertepi bulat.
  2. Sebagai usaha untuk meningkatkan akseptabilitas telah diperkenalkan v ariasi kondam yang berpelumas, mengandung spermatiside, berwarna, memiliki rasadan beraroma.
  3. Tersedia kondom anti alergi yang terbuat dari karet lateks dengan tipe rendah residu dan tidak diplarubirasi.
  4. Kondom yang lebih tebal dan melebihi standart dipasarkan terutama untuk hubungan intim peranus pada pria homo seks untuk memberikan perlindungan tambahan terhadap penularan HIV AIDS (surotun SKM, dkk, 2008 = 32-33)

2.1.3 Keuntungan Menggunakan Kondom

  1. Murah dan dapat dibeli secara umum
  2. Tidak ada persyaratan untuk berkonsultasi dengan tenaga kesehatan
  3. Tidak memerlukan pengawasan khusus dari tenaga kesehatan
  4. Mudah cara pemakaiannya.
  5. Tidak mengurangi kenikmatan bersenggama
  6. Tingkat proteksi yang cukup tinggi terhadap infeksi menular seksual
  7. Efektif jika digunakan secara benar dan konsisten
  8. Tidak mengganggu produksi ASI (Suratun SAM, dkk, 2008 : 32-33)
  9. Pria ikut serta aktif dalam program KB (Hartanto, 2004: 60).

2.1.4 Kerugian Kondom.

  1. Efektifitas tidak terlalu tinggi
  2. Cara penggunaan sangat mempengaruhi keberhasilan kontrasepsi
  3. Agak mengganggu hubungan seksual (mengurangi sentuhan langsung)
  4. Pada beberapa klien dapat menyebabkan kesulitan untuk mempertahankan ereksi
  5. Harus selalu tersedia setiap kali berhubungan seksual
  6. Beberapa klien malu untuk membeli kondom ditempat umum
  7. Pembuangan kondom bakal menimbulkan masalah dalam hal limbah (prawirohardjo, 2003 MK 18)

2.1.5 Indikasi Kondom.

  1. Semua pasangan usia subur yang ingin berhubungan seksual dan belum menginginkan anak atau kehamilan
  2. Pria yang mempunyai penyakit genetaria
  3. Sensitivitas penis terhadap sekret vagina
  4. Ejakaluasi peramatur (Hartanto, 2004: 61)

2.1.6 Kontra Indikasi Kondom

a. Apabila secara psikologi pasangan tidak dapat menerima metode ini

b. Malformasi penis

c. Apabila salah satu dari pasangan alergi terhadap lateks (Suratin Skm, dkk, 2008:33)

2.1.7 Efek Samping Kondom Dan Cara Penanggulangannya

a. Kecewa karena gagal (bocor) atau alergi namun jarang terjadi

b. Cara penanggulangannya.

- Anjurkan cara pemakaiannya yang benar

- Ganti cara atau metode kontrasepsi lain. (Suratin Skm, dkk, 2008:34)

2.2 Vasektomi

2.2.1 Pengertian

Vasektomi adalah satu-satunya cara strelisasi pria yang diterima. Sampai saat ini vasektomi harus dibedakan dengan Kebiri (pengambilan kedua testis) karena dengan vasektomi perjalanan sperma dari testis kedunia luar yang diputus, tepatnya dengan menolong dan mengambil sebagian vardeferen. Seseorang yang menjalani vasektomi masih mengeluarkan semen tapi bebas dari sperma (spermatozoa). Ia masih mempunyai keinginan berhubungan seksual (libido) secara normal, bahkan potensi dan kepuasannya pun tidak berubah. Indikasi MOP pada dasarnya sama dengan indikasi MOW kecuali indikasi Obstretis, karena kehamilan seseorang istri tidak mempengaruhi kelelahan seorang laki-laki. Indikasi medis biasanya berhubungan dengan pencegahan inveksi testis (Orchitic) misal pada saat akan dilakukan operasi prostalektomi. (HR Siswosudarmo:57)

2.2.2 Penyesalan

Sebagaiman pada tubektomi adalah salah satu hal yang harus di antisipasi dengan cermat, konseling yang baik , pertimbangan yang cermat, pelaksanaan operasi yang tidak tergesah-gesah dapat mengurangi kemungkinan adanya penyesalan. (HR. Siswosudarmo:57)

2.2.3 Keuntungan Vasektomi

Cara ini sangat efektif dan merupakan operasi kecil saja.

  1. Tidak ada mortalitas
  2. Morbiditas sangat kecil sekali
  3. Pasien tidak perlu dirawat di RS
  4. Dilakukan dengan anastesi lokal/ atau pembiusan sotempat dan berlangsung sekitar 15 menit
  5. Sangat efektif karena dapat dicek kepastiannya dilaboratorium
  6. Tidak menganggu frekuensi hubungan seks selanjutnya. (Suratun Skm, 2008:112)

2.2.4 Kerugian Vasektomi

Pendarahan merupakan infeksi yang mungkin terjadi, seperti juga tubektomi. Cara ini permanen dan mudah untuk menyabung kembali sehingga keputusan untuk menerima vasektomi harus dupertimbangkan dengan baik dan bukan atas desakan atau bujukan pihak lain. Pergerakan dapat terjadi bila motivasi datang dari klien dan keluarga sendiri. Kalau pada tubektomi, wanita menjadi steril segera sesudah di operasi, maka pada vasektomi, sterilasasi pada laki-laki baru tercapai setelah 15-20 kali ejakulasi atau kira-kira 3 bulan. (Siswosudarmo :58).

2.2.5 Perawatan Tanpa Operasi

Klien diminta istirahat kira-kira 30 menit sebelum daperbolehkan pulang. Luka operasi harus dijaga kering selama paling tidak 2 hari, jangan mengangkat beban berat selam 3 hari, klien harus menggunakan pakaian longgar, bersih atau memakai sarung, skiotum mungkin sedikit bengkak dan nyeri bila terjadi pasien cukup minum aspirin atau analgetiklainnya supaya ia tertidur. Bila bengkaknya berlebihan atau terjadi pendarahan, mengeluarkan darah dan nanah panas atau nyeri sekali, maka ia harus datang kedokter atau pusat pelayanan kesehatan terdekat.hubungan seks boleh dilakukan kembali setelah 3 hari asalkan ia merasa sehat dan tidak ada keluhan apa-apa. Klien harus diberitahu untuk menggunakan kondom sampai ejakulasi sebanyak 15-20 kali. Bila waktu menutup skiotum digunakan benagn sutra, benang harus diangkat. Bila klien menginginkan sterilisasiny ia dapat memeriksakan semua setelah waktu 3 bulan. (HR. Siswosudarmo :6)

2.2.6. Faktor yang Menyebabkan Suami tidak Melakukan Kontap (Vasektomi)

  1. Pria lebih tertarik untuk menunjukkan kejantanannya daripada ikut bertanggung jawab dalam perencanaan keluarganya
  2. Pria takut bahwa tindakan kontap pria akan melukai kehidupan seknya
  3. Menyamakan tindakan kontap pria dengan pengebirian (kastrasi)
  4. Tersedianya metode kontrasepsi baru lain
  5. Prosedur-prosedur baru yang membuat kontap wanita menjadi lebih aman dan lebih muda dikerjakan dibandingkan sebelumnya (meskipun masih tetap lebih kompleks dari pada kontak pria).
  6. Mina yang kurang dari petugas Keluarga Berencana, yang umumny terlatih dalam bidang kesehatan Ibu dan Anak
  7. Angka perceraian yang meningkat (Hartanto, 2004:307).

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi Penelitian dan Waktu

3.1.1. Lokasi

Penelitian ini dilakukan di kelurahan Bandar Selamat Medan tahun 2009. adapun alasan pemilihan di lokasi ini adalah:

1. Kurangnya pengetahuan suami tentang alat kontrasepsi

2. Belum pernah dilakukan penelitian ditempat tersebut

3.2.2. Waktu

Penelitian ini dilakukan selama 6 bulan, yaitu dari bulan Januari sampai bulan Juni yang dimulai dari bebrapa proses. Meliputi: pengajuan judul, penelusuran kepustakaan, bimbingan proposal, penyiapan izin lokasi, seminar proposal, penelitian bimbingan, hasil penelitian dan sidang komprehensif.

3.2. Desain Penelitian

Penelitian ini bersifat Deskriftif, yaitu faktor-faktor penyebab suami tidak menggunakan alat kontrasepsi di Kelurahan Bandar Selamat Periode 2009-2010. Dengan menggunakan rancangan Cross-Sectional, yaitu pengukuran terhadap Varoabel Independen dan Variebel Dependen dilakukan dalam waktu yang bersamaan. (Hidayat, 2007 : 56)

13


3.3. Populasi dan Sampel.

3.3.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas suatu objek/subjek yag mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiono, 2008). Populasi dalam penelitian adalah seluruh pria usia subur yang tidak mau menggunakan alat kontrasepsi di Desa Bandar Selamat Periode 2009

3.3.2 Sampel

Sampel adalah sebagian yang diambil dari populasi dan dianggap dapat mewakili seluruh populasi (Hidayat, 2005 : 68). Metode pengambilan sample adalah total sampling (seluruh populasi dijadikan sample)

Sektor Internal

- Umur

- Pendidikan

- Pengetahuan

3.4. Kerangka Konsep.


3.5. Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional.

3.5.1. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat 2 variabel, yaitu :

1. Variebel Independen (variabel bebas)

Merupakan variabel yang menjadi penyebab perubahan atau timbulnya variabel Dependent. Dengan kata lain, variabel ini bebas mempengaruhi variabel lain (Hidayat, 2007 : 80).

2. Variabel Dependent (Variabel Terikat)

Merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena variabel bebas. Dalam penelitian ini, variabel dependennya adalah suami tidak menggunakan alat kontrasepsi (Hidayat, 2007 : 86).

3.5.2. Defenisi Operasional

Adalah mendefenisikan variabel secara operasional berdasarkan karakteristik yang diamati memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena.

Defenisi Operasional :

a. Umur : usia suami dari lahir sampai dilakukan penelitian

b. Pendidikan : jenjang penelitian formal

c. Sumber Informasi : segala situasi yang didapat dari responden melalui media

d. Pekerjaan : kegiatan yang dilakukan suami dan menghasilkan upah

e. Lingkungan : wilayah dimana responden tinggal

3.6. Pengumpulan Data dan Tekhnik Analisis Data.

3.6.1. Metode Pengumpulan Data.

Dalam penelitian ini, metode yang dipakai dalam pengumpulan data adalah :

a. Data Primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari responden menilai Kuesioner yang dibagikan.

Jenis kuesioner yang digunakan adalah kuesioner berupa pertanyaan tertutup. Sehingga responden hanya perlu memberi jawaban berupa tanda silang pada jawaban yang telah disediakan

b. Data Skunder, yaitu data yang diperoleh dari rekan medik

3.6.2. Tekhnik Analisa Data

Analisa data dilakukan dengan mengklarifikasikan data menurut variabel an indikator penelitian dan disajikan dalam bentuk tabel-tabel distribusi frekuensikemudian dicari besarnya presentase untuk masing-masing jawaban responden dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

ƒ

P = ― X 100%

n

Keterangan :

P : Persentase responden

f : Jumlah responden yang memberikan jawaban benar

n : Jumlah soal (Budiarto, 2002 : 37)

Ada 3 kategori yang dipakai untuk hasil penelitian ini yaitu :

1. Baik, jika pendapat responden >75%

2. Cukup, jika pendapat responden 60-75%

3. Kurang, jika pendapat responden <60% (Ari Kunto, 2002)

3.7. Pengolahan Data.

a. Editing

Adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada tahap pengumpulan data atau setelah data dikumpulkan (Hidayat, 2007 : 121)

b. Coding.

Merupakan pemberian kode numerik atau angka terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori

c. Tabulating

Untuk mempermudah pengolahan dan analisa data serta pengambilan kesimpulan maka data dapat dimasukkan kedalam tabel Distribusi Frekuensi.

3.8. Etika Penelitian

3.8.1. Informed Consent.

Hal ini diberikan sebelum melakukan penelitian,berupa lembar persetujuan untuk menjadi responden dengan tujuan agar subjek mengerti maksud dan tujuan peneliti dan mengetahui dampaknya. Jika subjek bersedia, maka peneliti harus menghormati hak subjek (Hidayat, 2007 : 93)

3.8.2. Anonimity (Tanpa Nama)

Hal ini menjelaskan bentuk penulisan kuesioner dengan baik perlu mencantumkan nama pada lembar pengumpulan data, hanya menuliskan kode pada lembar pengumpilan data (Hidayat, 2007 : 96)

3.8.3. Confidentiality (Kerahasiaan)

Kerahasiaan menjelaskan masalah-masalah responden dengan memberikan jaminan kerahsiaan dari hasil penelitian. Baik informasi maupun masalah-masalah lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaan oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset (Hidayat, 2007:95).