PENGATURAN

Lanjut

Sabtu, 04 Juli 2009

BAIK

PENGERTIAN BAIK

Baik (Khair, bahasa arab/good, bahasa inggris)

  1. Sesuai yang telah mencapai kesempurnaan.
  2. Sesuatu yang menimbulkan rasa keharuan dalam kepuasan, kemampuan, persesuaian dan seterusnya.
  3. Sesuatu yang mempunyai nilai kebenaran atau nilai yang diharapkan, yang memberikan kepuasan.
  4. Sesuatu yang sesuai dengan keinginan.
  5. Sesuatu hal yang dikatakan baik, bila ia mendatangkan rahmat, memberikan perasaan senang atau bahagia, jadi esuatu dikatkan baik apabila ia bernilai positif.

Dari pengertian diatas dapat kita simpulkan bahwa sesuatu yang dikatakan baik itu apabila ia memberikan kesenangan, kepuasan, kenikmatan sesuai dengan yang diharapkan atau dengan kata lain sesuatu yang dinilai positif oleh orang yang menginginkannya.

Persepsi Masyarakat Tentang Baik dan Buruk

Banyak orang berselisih pendapat untuk menilai suatu perbuatan. Ada yang melihatnya baik dan ada yang melihatnya buruk, baik suatu masyarakat atau bangsa dipandang buruk pada waktu lain. Sekarang dengan apakah kita dapat memberikan hukum kepada sesuatu perbuatan dengan baik dan buruk? Dalam menjawab pertanyaan ini ada beberapa pendapat yang pernah dikemukakan:[1]

a. Adat Kebiasaan

Tiap suku atau bangsa mempunyai adat istiadat tertentu yang diwariskan dari nenek moyangnya. Dipandang baik oleh yang mengikuti dan dipandang buruk bagi siapa yang melanggarnya. Oleh karena itu, orang berusaha mendidik anak-anaknya agar dapat mengikuti dat istiadatyang ada dan jangan sampai melanggarnya.

Oleh kaena itulah, menurut pendapat ini sesuatu perbuatan dapat dikatakan baik bila ia sesuai dengan adat istiadat yanga ada dimasyarakat dan dikatakan buruk bila ia menyalahinya.

b. Kebahagian (Hedonism)

Seperti diterangkan diatas bahwa kebanyakan para filosof berpendapat, tujuan akhir dari kehidupan manusia adalah untuk mencapai kebahagian. Karena itu, perbuatan manusia dapat dikatakan baik biala ia mendatangkan kebahagian.

c. Intuisi (Intuition)

Intuasi merupakan kekuatan batin yang apat mengenai baik atau buruk dengan sekilas pandang tanpa melihat buah dan alkibatnya pahan ini berpendapat tiap manusia itu mempunyai bathin sebagai suatu instrumentyang dapat membedakan baik dan buruk suatu perbuatan dengan sekilas pandang. Kekuatan ini dapat berbeda antara seorang dengan yang lainnya karena perbedaan masa dan meliu, akan tetapi tetap berakar pada individu.

d. Evolusi (evolution)

Mereka yang mengikuti paham ini mengatakan bhwa segala sesuatu yang ada didalam ini mengalami evolusi. Yaitu berkembangnya dari apa adanya menuju kepada kesempurnaannya. Pendapat seperti ini bukan hanya berlaku pada benda-bendayang nampak, seperti binatang, manusiaa dan tumbuh-tumbuhan, tetapi juga berlaku pada benda yang tak dapat dilihat atau diraba oleh indra, seperti akhl;ak dan moral.

Cita-cita manusia dalam hidup ini, menurut paham ini adalah untuk mencapai kesenangan dan kebahagiaan. Kebahagiaan disini berkembang menurut keadaan yang mengelilinginya dapat dilihat bahwa perbuatan manusia terkadang sesuai dengan keadaan sekelilingnya dan terkadang tidak, jika perbuatannya sesuai dalam keadaansekelilingnya maka hidupnya akan senang dan bahagia.

Setelah kita mengetahui tentang baik dan sedikit penjelasan tentang persepsi manusia mengenai baik maka kita juga perlu mengetahui tentang beberapa kata yang termasul juga kedalam perbuatan baik sebagai berikut:

1. Solih

Kata solih sering kali diterjemahkan keadaan bahasa inggris dengan “Righteus” yang juga dapat diterjemahkan dengan “good”. Kata solih dan iman dalam satu unit yang hamper-hampir tak terpisahkan. Bagaikan yang menyertai satu bentuk, dimanapun ada iman disitu ada solih, “Perbuatan baik”. Dengan demikiandapatlah kita definisikan bahwa yang terdahulu dapat dilihat dari sudut pandang yang belakangan, dan yang belakangan dapat dilihat dari segi pandang yang terdahulu. Singkatnya solihat adalah “Keimanan” yang sepenuhnya terwujud dalam prilaku lahiriah. Itulah sebabnya ungkapan :”Alladzina amanu wa-`amilu al-solihat”, orang-orang yang beriman dan beramal salih, adalah salah satu ungkapan yang sering digunakan dalam Al-Qur`an. ‘orang-orang yang beriman” belum dapat dikatakan berimanyang sesungguhnya bilaia belum mewujudkan keyakinan itu dalam bentuk perbuatan-perbuatan tertentu sehinggaia dapat julukan orang yang saleh.

2.Birr

Yang artinya hampir sama dengan istilah salih[2] walaupun bentuknya tidak serupa – adalah kata birr, yang barangkali salah satu katayang paling sukar dipahami dibandingkan dengan istilah-istilah moral lainnya. Dalam siroh Al-baqorah :172-177 memberikan defenisi yang konstektualtentanga kata ini, paling tidak dalam kerangka berfikir Al-Qur`an yang umum. Bir sebagai berikut: bukanlah menghadapkan wajahmu ke timur dan barat itu suatu kebaktian orang yang beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, dan nabi-nabi. Dari ayat diatas kita kita melihat pengertian birr lebih menjurus takut kepadan Allah (taqwa). Disana dengan tegas-tegasnya dinyatakan bahwa orang-orang yang menunaikan segala kewajibannya, baik yang bersifat social maupun keagamaan tergolong orang-orang yang birr, yang layak disebut orang yang bersungguh-sungguh bertaqwa “(muttaqu). Dengan cara yang sama ayat tersebut juga mengemukakan bahwa birr yang sebenarnya tidak memelihara hal-hal yang terlarang, tetapi bertakwa kepada Allah.

3. Ma`ruf

Ma`ruf diantara berbagai istilah yang dapat dianggap sebagai padanankaa bahasa arab yang paling dekat dengan bahasa inggris adalah “good”.ma`ruf menduduki tempat yang khusus.

Karena tampaknya istilah ini mengemukakan gagasan yang kembali jauh kebelakang. Dalam penjelasan orang-orang islam pada masa belakangan. Kita melihat kata-kata ma`rufsering kali didefinisikan sebagai “apa apa yang dinyatakan dan disetujui oleh hukum-hukum Allah”1352. Ma`ruf secara harfiah berarti “terkenal”. Yaitu apa yang dianggap sudah terkenal dan sudah lazim, san oleh karena itu, juga iakui dalam konteks keadaan sosial.

Kembali pada permasalahan baik, dalam pandangan Al-Qur`an semua sifat manusia dibagi dalam dua kategori yang secara raikal saling bertentangan, mengingat kenyataan bahwa kategori-kategori tersebut sangat konkret dan secara semantik sungguh tepat untuk disebut dengan prediakt “baik” dan “buruk”.atau “benar” dan “salah”.

DAFTAR PUSTAKA

Asmaran, Pengantar Akhlak, PT. Raja Grafindo Persada.Jakarta: 1994

IzutsuToshihiko, Etika Beragama Dalam Al-Qur`an, Pustaka Firdaus, Jakarta: 1993.

Abdoeraoef, H. Al-Qur`an dan Ilmu Hukum, Bulan Bintang, Jakarta: 1970



[1] Uraian tentang beberapa pendapat/ paham ekitar ukuran perbuatan manusia untuk menetapkan nilai baik buruknya. Pad oasal ini disarikan dari kitab al-ahlak oleh Prof.Dr.Ahmad Amin,halaman 98-134

[2] Lihat misalnya, Al-badawi, tafsirsurah al-baqarah, 232

0 komentar:

Posting Komentar